(beritasiber.co.id) – Ketua Umum Dewan Pengurus Pusat Generasi Muda Mathla’ul Anwar, Ahmad Nawawi, S.Si mengapresiasi sejumlah indikator sukses yang disampaikan Kementerian Agama untuk pelaksanaan haji 2024 yang baru saja berakhir. “Indikator itu memudahkan publik melihat program, ekosistem, dan inovasi yang harus dipertahankan, bahkan dikembangkan seraya terus melahirkan inovasi baru. Tahun ini harus diakui tahun terbaik,” kata Ahmad Nawawi pada Jum’at (26/7).
Indikator tersebut disampaikan Menteri Agama RI, Yaqut Cholil Qoumas pada closing statement-nya, di Pondok Gede, Kamis (25/7) lalu. Haji 2024 sukses dan jauh lebih baik dari tahun-tahun sebelumnya dengan sejumlah indikator yang dirangkum menjadi 4–3–5. Maksudnya adalah empat perdana, tiga pengembangan ekosistem potensi ekonomi, dan lima inovasi.
Empat perdana itu adalah: 1) Layanan fast track yang diterapkan pada tiga embarkasi di Bandara Soekarno Hatta, Tangerang; Adi Soemarmo, Solo dan Djuanda, Surabaya untuk lebih 50% jamaah. 2) Layanan katering secara penuh selama jemaah berada di Makkah. 3) Indonesia mendapat kuota tambahan hingga 20.000 jemaah berkat lobi Presiden Joko Widodo kepada Raja Salman dan Pangeran Muhammad bin Salman. 4) Layanan Murur alias melintas di Muzdalifah setelah wukuf di Arafah yang diterapkan secara terencana dan sistematis tanpa turun lalu menuju ke Mina.
Sementara tiga pengembangan ekosistem potensi ekonomi yaitu ekspor Bumbu Nusantara yang meningkat hingga lebih dari 70 ton dari tahun sebelumnya yang hanya 16 ton; pengiriman daging dam petugas dan jemaah dalam bentuk kemasan daging olahan ke tanah air sebanyak 15.000 pack yang menjadi bagian pencegahan stunting; penggunaan makanan siap saji citarasa nusantara dalam layanan katering jemaah yang didatangkan dari Indonesia dengan total 1,7 juta boks yang didistribusikan di Makkah dan saat puncak haji di Armuzna.
Berikutnya, lima inovasi meliputi transformasi digital untuk rekrutmen petugas; penggunaan aplikasi Kawal Haji yang menjadi interface bagi jemaah dan keluarga jemaah, bahkan masyarakat umum, untuk menyampaikan keluhan dan aduan jika mengalami masalah sehingga cepat teratasi; safari wukuf lansia non mandiri dan disabilitas; penggunaan International Patient Summary (IPS) atau riwayat kesehatan jemaah haji pada kartu jemaah haji; penyederhanaan batal visa untuk optimalisasi penggunaan kuota haji.
Menurut Nawawi, indikator tersebut menjadi penciri ibadah haji 2024 yang mengantarkan pelaksanaan ibadah haji tahun ini sebagai yang terbaik dalam kurun waktu 15 tahun terakhir. “Tahun depan, pemerintah dan masyarakat mudah mengecek. Bagaimana indikator 4-3-5 itu di tahun tersebut? Apakah tetap atau meningkat dengan sejumlah inovasi lain,” kata Nawawi.
Apresiasi serupa juga disampaikan oleh petugas penyadaran, bimbingan dan konseling bagi jamaah haji, umrah, dan Masjid Nabawi, Madinah, Yusuf Abu Hisyam, PhD. Menurutnya, pelayanan pemerintah Indonesia terhadap jamaah haji sangat menonjol dibanding negara lain. Pemerintah Indonesia menempatkan para petugas haji berseragam di titik-titik kritis untuk melayani jamaah haji. “Layanan ini jatang terlihat dilakukan oleh negara lain,” kata Yusuf.
Petugas haji juga pandai berhubungan dengan sesama warga negara maupun petugas dari Arab Saudi. “Pemerintah Anda begitu peduli pada warganya hingga bersedia melayani 24 jam dengan segenap kemampuan, kejujuran dan integritasnya,” kata Yusuf.
Menurut Yusuf, pemerintah Arab Saudi juga semakin mengakui bahwa pemerintah Indonesia bersungguh-sungguh melayani jamaahnya. “Kami justeru banyak belajar dari Indonesia bagaimana pemerintah melayani warganya dengan lebih ramah,” kata Yusuf.