Serang, (beritasiber.co.id) Menjelang pelaksanaan Pilkada 2024, Ketua Umum PB Mathla’ul Anwar dan sejumlah tokoh ulama dan tokoh pendiri Banten, atau yang disebut sebagai Sepuh Banten, menyerukan kepada elite negara dan elemen bangsa lainnya agar Pilkada 2024 memberikan ruang kontestasi yang sehat dan bermartabat, dan tegas menolak cipta kondisi untuk melawan kotak kosong.
Sejumlah Ulama dan tokoh yang menan-
datangani Pernyataan Sikap Bersama itu diantaranya, Abuya Muhtadi Dimyati,
Abuya Murtadho Dimyati, Ketum PB Mathla’ul Anwar KH Embay Mulya Syarief, Ketua
MUI Banten Bazari Syam, Tokoh PWNU
Banten KH Bunyamin, PW Muhammadiyah
Banten KH Zakaria Syafei.
Kemudian Ketua Forum Koordinasi
Pencegahan Terorisme (FKPT) Banten,
Amas Tadjudin, Ketua Presidium Lembaga
Pemangku Adat Kesultahan Banten, Udin
Saparudin, Ketua Presidium Majelis
Masyarakat Palka Muchlqs Sarief, Ketua
Harian Bakor Pejuang Pendiri Provinsi
Banten Aeng Haerudin, Ketua DPP Pen-
dekar Banten Suminta Idris, Ketua FKUB
Banten AM Romli, Tokoh Penggagas
Pendiri Provinsi Banten, Tihami.
Dalam konferensi pers yang digelar di
Yamifa Pondok Pesantren Tahfidz Daarul
Hamid yang juga kediaman KH. Embay Mulya Syarif di Kota Serang, pada Jumat 23 Agustus 2024 itu menegaskan, para tokoh Provinsi Banten
sepakat untuk menjaga demokrasi bermartabat dalam menghadapi pilkada serentak.
Ketua Umum PB Mathla’ul Anwar, KH. Embay Mulya Syarif, dalam pernyataannya menyerukan kepada elite negara dan elemen bangsa lainnya, agar Pilkada 2024 dapat memberikan ruang kontestasi yang sehat dan bermartabat, dimana masyarakat diberikan pilihan seluas-luasnya memilih calon kepala daerahnya.
“Saya menyerukan elite negara dan elemen bangsa lainnya untuk dapat memberikan ruang kontestasi Pilkada yang sehat dan bermartabat, memberikan ruang seluas-luasnya kepada masyarakat untuk memilih calon kepala daerahnya”, kata Embay.
Pihaknya juga menolak jika ada upaya cipta kondisi Pilkada 2024 melawan kotak kosong, dimana fenomena borong partai coba dilakukan oleh kandidat yang akan maju.
“Kami para Ulama dan Tokoh Masyarakat Banten prihatin dan menolak jika ada upaya pihak pihak yang sengaja menciptakan kondisi pilkada melawan kotak kosong, dimana adanya calon yang melakukan aksi borong partai, sehingga beberapa calon potensial lainnya di Pilkada tidak kebagian partai”, tegas Embay.
Embay Mulya Syarif juga menilai bahwa kotak kosong adalah kondisi pilihan terburuk, yang bisa terjadi apabila memang tidak ada pihak lain yang mencalonkan di Pilkada, tapi jika masih banyak calon potensial lainnya yang bisa maju namun lewat cipta kondisi lalu dipaksakan hanya ada calon tunggal, artinya pelaksanaan demokrasi sudah cacat dan tidak sehat.
“Kami membahas adanya upaya Pilkada 2024 dengan kondisi terburuk, di mana Pilkada dihadapkan pada kotak kosong, padahal saat ini masih banyak calon potensial lainnya yang bisa maju, khususnya di Pilkada Banten 2024, dan jika hal itu terjadi, artinya pelaksanaan demokrasi sudah cacat, tidak sehat dan tidak bermartabat,” pungkas Embay. (**)